Sabtu, 04 Desember 2010

Impian Sejati

Suatu hari, ada seorang muda yang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Si anak muda bertanya, “Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman tentunya anda bisa menjawab semua pertanyaan saya”.
“Apa yang ingin kau ketahui anak muda ?” tanya si orang tua. “Saya ingin tahu, apa sebenarnya yang dinamakan impian sejati di dunia ini”. Jawab si anak muda.
Orang tua itu tidak menjawab pertanyaan si anak, tapi mengajaknya berjalan-jalan di tepi pantai. Sampai di suatu sisi, kemudian mereka berjalan menuju ke tengah laut. Setelah sampai agak ke tengah di tempat yang lumayan dalam, orang tua itu dengan tiba-tiba mendorong kepada si anak muda ke dalam air.
Anak muda itu meronta-2, tapi orang tua itu tidak melepaskan pegangannya. Sampai kemudian anak muda itu dengan sekuat tenaga mendorong keatas, dan bisa lepas dari cekalan orang tua tersebut.
“Hai, apa yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh saya” tegur si anak muda kepada orang bijak tersebut. Orang tua tersebut tidak menjawab pertanyaan si anak, malah balik bertanya ,”Apa yang paling kau inginkan saat kamu berada di dalam air tadi ?”. “Udara, yang paling saya inginkan adalah udara”. Jawab si anak muda.
“Hmmm, bagaimana kalo saya tawarkan hal yang lain sebagai pengganti udara, misalnya emas, permata, kekayaaan, atau umur panjang ?”tanya si orang tua itu lagi.
“Tidak ….. tidak …… tidak ada yang bisa menggantikan udara. Walaupun seisi dunia ini diberikan kepada saya, tidak ada yang bisa menggantikan udara ketika saya berada di dalam air” jelas si anak muda.
“Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. KALAU KAMU MENGINGINKAN SESUATU SEBESAR KEINGINANMU AKAN UDARA KETIKA KAMU BERADA DI DALAM AIR, ITULAH IMPIAN SEJATI” kata si orang tua dengan bijak.
Sahabat situs motivasi, Resensi.net, apakah anda saat ini mempunyai impian sejati ? Banyak orang yang mengatakan impian mereka ini, atau itu, tapi sebagian besar yang mereka sebutkan adalah keinginan belaka, bukan impian. Keinginan sifatnya tidak mendesak. Kalo bisa dapat syukur, nggak dapat juga tidak apa-apa. Kalo bisa mobil BMW, kalo nggak, Kijang juga gak apa-2.
Ada pula orang yang mempersepsikan impian dengan harapan. Keduanya mirip namun berbeda. Harapan lebih kepada sesuatu di masa depan yang terjadi dengan sendirinya atau atas hasil kerja orang lain. Campur tangan kita kecil sekali, atau bahkan tidak ada. Impian tidak seperti itu. Apapun yang terjadi, mau tidak mau, dengan perjuangan sekeras apapun impian itu HARUS tercapai.
Impian terbaik seorang manusia adalah ketika dia berusia dibawah lima tahun. “Saya mau jadi dokter, mau jadi pilot, mau jadi pengusaha, dll ……” bukankah itu yang kerap dikatakan oleh anak-anak anda ?
Sayangnya, begitu mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah, mereka `diharamkan’ membuat kesalahan. Selain itu, mereka juga mulai diajarkan melihat realitas dunia – dari sisi yang negatif.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika, seorang remaja hingga dia berusia 20 tahun, rata-rata akan menerima 20.000 macam kata “NO”. “Jangan nakal, jangan main air, jangan kesana,jangan malas, jangan pergi, dan ribuan kata jangan yang lain. Memang tujuannya baik karena mengajarkan kepada kita agar dapat hidup dengan baik. Tapi karena terlampau seringnya kata “NO’ itu diterima, akan mempengaruhi pula alam bawah sadar manusia. Sehingga setiap kali kita memikirkan sesuatu yang baru, misalnya impian, yang pertama kali terlintas di benak kita adalah kata “NO”.
Banyak juga orang saat ini apabila ditanya apa impiannya, mereka menjawab tidak tahu. Sungguh malang nasib orang tersebut, karena orang yang tidak mempunyai impian sebetulnya secara mental mereka sudah `mati’. Mungkin orang-2 tersebut menganggap hidup adalah suatu nasib, sehingga sekeras apapun mereka bekerja
atau setinggi apapun impian mereka, namun apabila nasib tidak menghendaki mereka sukses, mereka tidak akan sukses.
Atau ada pula type orang yang terjebak di dalam `comfort zone’, dimana kehidupan mereka saat ini sudah nyaman, atau setidaknya berkecukupan. Mereka merasa tidak perlu membuat suatu impian yang lebih besar. Mereka mungkin akan berkata “Ah, buat apa rumah besar-besar …. Bisa ngontrak aja sudah bagus ……”.
Type ketiga, ada orang yang SENGAJA tidak mau membuat impian, karena ……. malu jika ditertawakan orang lain, dianggap norak, nggak tau diri, atau bahkan gila. Nah, sebenarnya bukan anda yang norak, tapi karena hidup kita sudah terlalu penuh dikelilingi oleh orang-orang dengan pikiran negatif, dimana mereka akan merasa `tidak suka’ jika ada seseorang yang tadinya setingkat dengan mereka, lalu mau pergi ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka akan berusaha dengan ejekan, sindiran dan usaha-usaha lain agar anda tetap `selevel’ dengan mereka. Kalau anda ingin membuktikan, coba besok pagi di kantor, katakan kepada rekan-2 anda , “Saya punya impian untuk jadi orang sukses. Saya akan berusaha keras mencapainya, untuk membawa saya dan keluarga saya ke tingkat yang lebih baik”. Lalu coba lihat ….. berapa banyak yang mentertawakan anda ….. Dan coba lihat pula berapa orang yang mendukung anda. Mungkin hampir tidak ada yang mendukung anda. Masih maukah anda meraih impian tersebut ….. setelah anda ditertawakan ….?
Sahabat situs motivasi resensi.net sekalian, saya yakin kita saat ini masih mampu menciptakan impian-2 kita, asalkan kita mau menghilangkan segala penghalang di dalam benak kita. Cobalah untuk berpikir bebas, seperti anak berusia 5 tahun. Jangan hiraukan apa yang dikatakan orang tentang impian anda, tapi berusahalah agar impian itu tercapai.
Memang benar, kita tidak akan bisa mencapai semua impian kita. Tapi tanpa punya impian, anda tidak akan meraih apa-apa. Ciptakan impian, lakukan kerjanya, dan raih hasilnya !


Read more: http://www.resensi.net/impian-sejati/2007/11/#ixzz178EJgrbU

Minggu, 31 Oktober 2010

Mengapa Impian Itu Penting

Ayah kaya saya menjelaskan seberapa pentingnya impian dengan cara ini,"menjadi kaya dan sanggup membeli rumah besar tidak penting.yang penting adalah berjuang,belajar,melakukan yang terbaik untuk mengembangkan kekuatan pribadi agar sanggup membeli rumah besar.yang penting kamu akan menjadi siapa dalam proses sanggup membeli rumah besar.orang yang memimpikan impian kecil akan terus menjalani hidup sebagai orang kecil."

Seperti yang dikatakn ayah kaya saya,bukan rumahnya yang penting.istri saya kim dan saya sudah mempunyai dua rumah yang sangat besar...dan saya setuju bahwa bukan ukuran rumah atau menjadi kaya yang penting.Tetapi ukuran impian itulah yang penting.saat istri saya dan saya tidak mempunyai uang,kami menentukan tujuan bahwa kalau kami sudah berpenghasilan diatas satu juta dolar kami akan membeli rumah besar.ketika bisnis kami memberikan penghasilan kotor lebih dari satu juta dolar,kami membeli rumah besar kami yang pertama,kemudian menjualnya segera setelah itu.kami menjualnya karena kami telah bergerak terus untuk mencapai impian baru kami.dengan kata lain umah dan penghasilan satu juta dolar bukanlah impian.umah dan uang adalah simbol untuk menjadikan orang yang dapat mencapai impian kami,kini kamikembali memiliki sebuah rumah besar,dan kembali rumah hanya merupaka simbol dari impian yang kami capai.rumah besar kamibukanlah impian;impiannya adalah kami harus menjadi apa dalam proses itu.

Ayah kaya mengatakan dengan cara lain,"orang besar mempunyai impian besar ,dan orang kecil memiliki impian kecil.kalau kamu mau berubah,mulai lah dengan mengubah ukuran impianmu."ketika saya tidak mempunyai uang dan kehilangan sebagian besar uang saya,ayah kaya saya mengatakan,"jangan pernah biarkan kemunduran finansial sementara ini memperkecil ukuran impianmu. Visi impianmu yang akan menarikmu melalui periode kehidupan yang sulit ini,"dia juga berkata ,"tidak punya uang itu sementara,dan miskin itu terus-menerus.meskipun kamu tidak punya uang,tidak dipungut biaya apa-apa untuk bermimpi menjadi kaya. Banyak orang miskin beada dalam keadaan miskin karena mereka telah berhenti bemimpi."

membunuh impian

Dalam ricah dad poor dad, saya menulis tentang ayah miskin saya yang sering berkata, "aku tidak mampu membelinya." saya juga menulis kepada ayah kaya saya melarang putranya dan saya untuk mengucapkan kata-kata itu. malainkan, dia  meminta kami mengatakan, "bagaimana aku bisa membelinya?"ucapan itu sangat sederhana , namun perbedaan di antara ucapan itu sangat penting bagi ayah kaya saya. Dia berkata,"bertanaya kepada diri sendiri ,bagaimana aku sanggup membeli sesuatu membuat kamu memiliki impin yang semakin besar."

Ayah kaya juga berkata,"berhati-hatilah terhadap orang yang ingin membunuh impianmu." Tidak ada yang lebih buruk dari pada seorang teman atau orang tercinta yang membunuh impian anda ada orang-orang yang mungkin tidak besalah atau tidak begitu bersalah, Mengatakan hal-hal seperti:

1."Anda tidak mungkin melakukannya"
2."Itu terlalu beresiko." Tahukah anda berapa banyak orang yang gagal."
3."Jangan bodoh.dari mana anda mendapatkan ide itu"
4."Kalau ide itu demikian bagus, kenapa tidak ada orang lain yang mengerjakan sebelumnya."
5."oh,saya mencobanya beberapa tahun yang lalu. saya akan memberi tahu anda kenapa itu tidak bisa jalan."

Saya telah memperhatikan bahwa orang yang membunuh impian orang lain adalah orang yang telah berhanti bermimpi.bila anda melihat piramida pendidikan yang disebutkan dimuka, impian sering kali muncul dari sisi spiritual pembelajaran , dan orang yang membunuh impian biasaya datang dari sisi emosional pirmida.

menyalakan kembali impian

istri saya kim dan saya pergi kesebuah pertemuan dimana seorang produser puncak sebuah perusahaan pemasaran jaringan memamerkan  rumah besarnya seluas 1.581 meter persegi, dengan garasi yang bisa menampung delapan mobil,dan delapan mobil yang memenuhinya ,limusinya,dan semua mainannya yang lain. rumah dan mainann itu mengesankan, tetapi sesuatu yang benar-benar mengesankan saya adalah beha kota melakukan itu, dia berkata , "mudah , saya menyumbangkan uang untuk membangun sebuah sekolah dasar dan sebuah perpustakaan baru.ketika sayamelakukannya,kota mengizinkan saya untuk memberi nama jalan sesuai dengan nama keluarga saya. "pada saat itu saya menyadari baha impiannya jauh lebih besar dibandingkan impian saya. saya tidak pernah memimpikan mempunyai jalan yang dinamai dengan nama saya atau menyumbangkan uang yang cukup untuk membangun sekolah dan perpusatakaan.ketika meninggalkan rumahnya malam itu, saya menyadari bahwa itulah saatnya untuk memperbesar ukuran impian saya.

salah satu nilai terpenting saya temukan dalam bisnis pemmasaran jaringan yang bagus adalah mereka menekankan pentingnya mengejar dan mengehidupakan impian anda.produser puncak yang kami kunjungi tidak memamerkan harta benda jasmaninya hanya untuk pameran.dia dan istrinya berbicara kepada kelompok itu tentang gaya hidup yang sudah mereka capai guna menginspirasikan mereka untuk menghidupkan impian anda.bukan tentang rumah besar atau mainan atau berapa harganya.tetapi tentang menginpirasikan orang lain agar berusaha mengejar impian mereka.